Monday, March 25, 2013

PERBEDAAN KYAI DENGAN DUKUN



Bismillahirrohmanirrohim
oleh: M. Zunaidi S.PdI
Sahabat, belakangan ini masyarakat kita kesulitan membedakan antara kyai dengan dukun, pasalnya dukun-dukun sekarang banyak yang mengenakan jubah, sorban dan memelihara jenggot layaknya kyai atau ustadz.
untuk itu kami merasa perlu membantu masyarakat untuk membedakan mana haq dan mana bathil, mana prajurid Alloh dan mana prajurid Syaiton
Klasifikasi Dukun Kiayi/ulama
DUKUN :
jenis ilmunya adalah Ilmu hitam/sihir/ ilmu azimat/ilmu hikmah syirik/ilmu metafisika
Kekuatan dan aji kesaktian, tenaga dalam,
Tujuan amalnya adalah Ngelmu yang bertentangan dengan syari’at agama (bertapa, puasa pati geni, merapal hizib, latihan tenaga dalam dll)
Suber ilmunya berasal dari Iblis/syetan/Khodam jin (jin yang ngaku malaikat)
biasanya pasient di arahkan Untuk setia dan taat kepada dirinya dan jauh dari Allah
oreantasinya Materi, keuntungan, kepuasan
adapun bentuk komunikasinya adalah Pamer kemampuan kesaktian, meramal-ramal, segala diramal padahal banyak yang tidak perlu, banyak menceritakan yang akan terjadi padahal belum tentu bermanfaat, senang dipuji, menolong tanpa menimbang-nimbang perlu tidaknya pertolongan diberikan
biasanya sifat pelayanan dukun adalah :
(1) Tidak ada usaha memperbaiki pasien agar menjadi lebih baik dan lebih benar dalam menjalan syariat agama dan kehidupan
(2) melayani keinginan apa saja termasuk balas dendam.santet, pelet, pesugihan dll.
Makhluk-makhluk halus, khodam jin, arwah-arwah karuhun yang sewaktu hidup dikenal sakti
anjuran-anjuranya Bertentangan dengan ajaran agama
dampak bagi yang sering berdekatan dengan dukun adalah Kagum, hormat dan ketagihan terus bertanya agar meramal yang akan terjadi dan melayani keinginan dirinya.
adapun Kyai atau ustadz :
jenis Ilmunya adalagh Ilmu agama
Tujuan dari amalanya adalah Ketaatan pada Alloh SWT
Belajar agama dan membentuk kesalehan diri
sumber ilmunya adalah Allah, Nabi dan para ulama
anjuranya adalah Untuk mentaati Allah SWT
motivasi menolongnya adalah Sebagai ibadah
sifat komunikasinya mengindari pamer kemampuan diri (tawadhu), memberikan nasehat dan bimbingan agama, menghindari meramal-ramal, berhenti melayani orang bila persepsi orang padanya adalah tukang ramal, memilih mana yang perlu diceritakan dan yang tidak kepada orang awam.
semoga perbedaan ini di fahami dan di bagikan da sebanyak mungkin manu.
wallohu a'lam.

No comments: